Saya tidak ingin mencari alibi atas
seringnya saya tak mengisi blog saya *RapikanKerah*. Percuma saja karena saya
masih tergantung pada mood yang masih suka naik turun macam Roll coaster. Well, sambil menunggu cerpen saya selesai
di edit, ada sebuah pengalaman yang ingin saya bagi. Sebenarnya pengalaman ini
sedikit pahit sekaligus memalukan tetapi karena rasa ingin berbagi maka saya
“paksakan” juga untuk di publish agar tak terjadi padamu kawan. Hah..
“Kisah Nyata” ini terjadi di awal
tahun 2012. Kenapa baru sekarang di publish? Karena kemarin masih banyak
pertimbangan antara rasa malu atas kebodohan itu sendiri dengan ingin
menjadikannya sebuah pembelajaran *Tertawa guling2*
Suatu hari di awal Januari 2012,
saya dan Ayu , hendak pergi ke Mega Mall. Kala itu saya hanya membawa uang
sebesar Rp.13.000. Cukup buat ongkos kami berdua pergi sebesar Rp.10.000. Saat
itu saya berpikir bahwa di Mega Mall pasti ada mesin ATM yang saya miliki yaitu
Bank B*****n tanpa kroscek dengan
siapapun dan tidak memiliki firasat apapun yang akan terjadi. Kami pergi dengan
hanya bermodal sebuah kepercayan diri yang tinggi #Lagi-lagiAlibi
Sesampainya
disana segera kami menuju tempat ATM centre untuk mengambil uang. Niat kami
hari itu adalah menonton film. Namun, saya tercekat ternyata mesin ATM yang
saya miliki tidak ada disana. Sayangnya ATM saya tidak ada fasilitas ATM
bersama yang bisa digunakan dimana saja karena ATM saya khusus untuk pelajar. Semakin
parah, pulsa di hape tak mencukupi untuk menghubungi siapa saja yang bisa
membantu. Saya serasa menelan biji duku. Pahit..Pahit.
Saya pun teringat bahwa ada mesin
ATM B*****n di dekat kantor pembayaran ATB (di kantor lama). Kami terpaksa
berjalan kaki menuju tempat itu, yang letaknya tidak terlalu jauh. Lagi – lagi
saya tercekat, ternyata mesin ATM itu sudah dipindahkan dari sana. Kami saling pandang dan terduduk di depan
kantor itu. Bukannya menangis, kami malah tertawa seolah menertawakan kesialan
ini.
Lalu muncul beberapa opsi dari masalah ini, yang paling masuk akal adalah
dengan ongkos Rp.3000, saya harus pergi ke Panbil sendirian karena saya tahu
dengan pasti disana ada mesin ATM tersebut. Tapi saya masih bimbang, tidak
mungkin meninggalkan adik saya sendirian di tempat ini. Ada hening panjang, semenit
kemudian kami tertawa lagi sampai keluar air mata. #Sempat2nyaTertawa
Tak jauh dari tempat kami berada,
saya melihat seorang polisi melintas dengan motornya. Tanpa pikir panjang saya
pun menghentikannya. Dengan perasaan malu yang masih melanda, saya menceritakan
kejadian naas yang kami alami. Saya meminta tolong untuk diantarkan ke mesin
ATM B******n terdekat, sekitar sei panas.
Dia tersenyum lucu dan saya tak berniat untuk mengartikan senyumannya
itu. Akhirnya tiba juga di ATM yang dimaksud. Saya hanya mengucapkan terima
kasih sambil tersenyum namun tidak sempat bertanya siapa nama gerangan pak polisi itu.
Ah, biarlah senyuman saya membekas dalam ingatannya.
Setelah mengambil uang di mesin ATM,
saya bergegas untuk menemui adik yang saya tinggalkan. Niat untuk menonton
sementara kami batalkan dengan memakan sebatang coklat dan roti dari B****T**k
sambil menertawai kejadian ini. Kami duduk di depan mushala Mega mall.
Sejujurnya sampai sekarang saya
masih suka tertawa mengenang kejadian naas ini. Sekaligus menjadikan ini
pengalaman agar kedepannya tak melakukan hal – hal seperti ini lagi :
- Membawa uang secukupnya ~ Cukup untuk ongkos pergi namun tak menyiapkan ongkos untuk pulang.
- Hanya mengandalkan uang di dalam mesin ATM tetapi tidak kroscek apakah mesin ATM yang dimiliki ada atau tidak di sebuah tempat.
- Pastikan ATM kalian memiliki fasilitas ATM bersama.
Pengalaman ini saya buat sebagai
pembelajaran untuk kita *MeletakkanTanganDidada*. Buat saya, buat kamu yang
sedang tersenyum, buat kamu yang sedang berkerut keningnya. Namun, jangan
pernah tertawa di atas kejadian ini, apalagi sampai keluar kata B***H. Because what, siapa tahu suatu hari nanti
KAMU yang akan mengalaminya. So, Just
keep quiet.
Salam Konyol
Indah