Laman

Selasa, 17 September 2013

UNTUK WAKIL RAKYAT ~ Polemik mobil murah


Saya agak ngeri – ngeri sendiri melihat perkembangan negeri ini. Ada – ada saja kelakuan para wakil rakyat itu. Sudah melakukan korupsi dimana – mana, eh masih saja tersenyum – senyum di depan kamera dan mengaku tidak bersalah. Belum lagi para anggota DPR yang nyeleneh, belum lagi aksi penembakan polisi, belum lagi para anggota ormas yang bertindak semena – mena atas atas nama agama. Jadi males liat berita di tivi.

Nah, baru – baru ini ada wacana pemerintah hendak menjual mobil murah. Kata pak menteri perdagangan biar orang miskin juga bisa mempunyai mobil. Lah, orang - orang seperti saya dan yang lainnya mungkin masih sibuk memikirkan tagihan – tagihan yang dating silih berganti mana ada kepikiran buat beli mobil murah. Mungkin kalau kita dengarkan doa – doa orang yang bermunajat adalah berharap biaya kehidupan murah semurah – murahnya bukan meminta agar dapat membeli mobil murah.

Saya agak tersentil untuk mengomentari pernyataan pak menteri. Saya tak tau apa yang hendak ditujunya di dalam negeri ini tapi yang jelas tentu dampaknya mobil – mobil murah itu akan semakin menambah daftar panjang kemacetan di dalam negeri. Menumbuhkan ego di setiap anak bangsa. Kecelakaan akan semakin banyak dan entah dampak buruk lainnya.

Tahukah pak menteri itu kalau yang diperlukan rakyat bukan mobil murah? Tetapi yang terpenting adalah adanya transportasi public yang memadai, murah, aman, nyaman dan menjangkau hamper semua wilayah.

Mengutip dari perkataan walikota Bogota, Gustavo Petro "Kota yang maju bukan tempat di mana orang miskin dapat membeli mobil, tetapi tempat di mana orang kaya menggunakan transportasi publik."

Tahukah pak menteri perdagangan, di negeri ini hal yang terpenting adalah harga pangan yang murah (Sembako murah) agar masyarakat tak perlu memikirkan harga beras, kedelai, cabai dan segala kebutuhan sehari – hari yang melangit. Agar ibu – ibu tak perlu berteriak – teriak dengan pancinya. Agar negeri ini kondusif tanpa perlu setiap tahun berdemo untuk menuntut gaji naik karena akan sama saja jika pemerintah tidak dapat mengontrol itu semua. Bukankah negeri kita ini adalah negeri agraris dimana dengan hanya menanam batang akan menjadi singkong?

Tahukah pak menteri itu, yang diperlukan masyarakat miskin adalah pendidikan yang murah, yang merata di setiap wilayah agar tak ada lagi kesenjangan pendidikan antara kota dan pelosok desa. Gaji yang memadai untuk para guru dimana saja berada. Peralatan mengajar yang kurang lengkap serta akses sarana yang tidak memadai. Sulit menjangkau tempat mereka mengajar karena jalanan yang sulit di tempu. Padahal tugas mereka hendak mencerdaskan anak bangsa. Lantas kapan mereka memikirkan untuk membeli mobil murah?

Tahukah pak menteri dan para wakil rakyat lainnya itu, yang diinginkan rakyat adalah biaya kesehatan yang murah. Masih banyak masyarakat yang mengalami gizi buruk pada bayi – bayi mereka. Masih banyak masyarakat yang menjadi gelandang. Masih ingat kasus manusia gerobak?

Saya miris sekali melihat semua yang terjadi di negeri ini. Negeri ini masih dirongrong oleh negerinya sendiri, dijajah oleh bangsanya sendiri. Kapan kita akan menjadi negera maju?

Intinya, masyarakat tak perlu mobil murah namun segala sendi kehidupan berjalan sebagaimana mestinya. Pada akhirnya tak akan ada mobil murah karena masih banyak hal yang lebih penting dari itu.