Saya agak
ngeri – ngeri sendiri melihat perkembangan negeri ini. Ada – ada saja kelakuan
para wakil rakyat itu. Sudah melakukan korupsi dimana – mana, eh masih saja
tersenyum – senyum di depan kamera dan mengaku tidak bersalah. Belum lagi para
anggota DPR yang nyeleneh, belum lagi aksi penembakan polisi, belum lagi para
anggota ormas yang bertindak semena – mena atas atas nama agama. Jadi males
liat berita di tivi.
Nah, baru –
baru ini ada wacana pemerintah hendak menjual mobil murah. Kata pak menteri
perdagangan biar orang miskin juga bisa mempunyai mobil. Lah, orang - orang
seperti saya dan yang lainnya mungkin masih sibuk memikirkan tagihan – tagihan
yang dating silih berganti mana ada kepikiran buat beli mobil murah. Mungkin
kalau kita dengarkan doa – doa orang yang bermunajat adalah berharap biaya
kehidupan murah semurah – murahnya bukan meminta agar dapat membeli mobil
murah.
Saya agak
tersentil untuk mengomentari pernyataan pak menteri. Saya tak tau apa yang
hendak ditujunya di dalam negeri ini tapi yang jelas tentu dampaknya mobil –
mobil murah itu akan semakin menambah daftar panjang kemacetan di dalam negeri.
Menumbuhkan ego di setiap anak bangsa. Kecelakaan akan semakin banyak dan entah
dampak buruk lainnya.
Tahukah pak
menteri itu kalau yang diperlukan rakyat bukan mobil murah? Tetapi yang
terpenting adalah adanya transportasi public yang memadai, murah, aman, nyaman
dan menjangkau hamper semua wilayah.
Mengutip
dari perkataan walikota Bogota, Gustavo Petro "Kota yang maju bukan tempat di mana orang miskin dapat
membeli mobil, tetapi tempat di mana orang kaya menggunakan transportasi
publik."
Tahukah pak
menteri perdagangan, di negeri ini hal yang terpenting adalah harga pangan yang
murah (Sembako murah) agar masyarakat tak perlu memikirkan harga beras,
kedelai, cabai dan segala kebutuhan sehari – hari yang melangit. Agar ibu – ibu
tak perlu berteriak – teriak dengan pancinya. Agar negeri ini kondusif tanpa
perlu setiap tahun berdemo untuk menuntut gaji naik karena akan sama saja jika
pemerintah tidak dapat mengontrol itu semua. Bukankah negeri kita ini adalah
negeri agraris dimana dengan hanya menanam batang akan menjadi singkong?
Tahukah pak
menteri itu, yang diperlukan masyarakat miskin adalah pendidikan yang murah,
yang merata di setiap wilayah agar tak ada lagi kesenjangan pendidikan antara
kota dan pelosok desa. Gaji yang memadai untuk para guru dimana saja berada. Peralatan
mengajar yang kurang lengkap serta akses sarana yang tidak memadai. Sulit
menjangkau tempat mereka mengajar karena jalanan yang sulit di tempu. Padahal
tugas mereka hendak mencerdaskan anak bangsa. Lantas kapan mereka memikirkan
untuk membeli mobil murah?
Tahukah pak
menteri dan para wakil rakyat lainnya itu, yang diinginkan rakyat adalah biaya
kesehatan yang murah. Masih banyak masyarakat yang mengalami gizi buruk pada
bayi – bayi mereka. Masih banyak masyarakat yang menjadi gelandang. Masih ingat
kasus manusia gerobak?
Saya miris
sekali melihat semua yang terjadi di negeri ini. Negeri ini masih dirongrong oleh
negerinya sendiri, dijajah oleh bangsanya sendiri. Kapan kita akan menjadi
negera maju?
Intinya,
masyarakat tak perlu mobil murah namun segala sendi kehidupan berjalan
sebagaimana mestinya. Pada akhirnya tak akan ada mobil murah karena masih
banyak hal yang lebih penting dari itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar